MAKALAH
“BANK SAMPAH”
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Ilmu Lingkungan
Dosen
Pengampu : Ina Rosdiana
Lesmanawati, Msi
Disusun Oleh:
Umi Hani
14121610730
IPA Biologi-B/5
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah
merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring peningkatanpopulasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat
ini pengelolaan sampah sebagian besarkota masih menimbulkan permasalahan
yang sulit dikendalikan.
Timbunan
sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai konsekuensi logis dari aktivitas
manusia dan industrialisasi,yang kemudian berdampak pada permasalahan
lingkungan perkotaan seperti keindahan kota,kesehatan masyarakat, dan lebih
jauh lagi terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanahlongsor, pencemaran udara
akibat pembakaran terbuka dan lain-lain).
Di sisi
lain, pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh dinas terkait hanya
berfokuspada pengumpulan dan pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
tanpa melaluipengolahan tertentu.
Kebanyakan
TPA bermasalah terhadap lingkungan hidup, misalnya TPA tidak dilapisi oleh
lapisan kedap air seperti geotextile, tidak ada pengolahan air lindi, danmasih
diizinkannya praktik open dumping dan open burning Sehingga menyebabkan banyak permasalahan seperti pencemaran
air lindi ke air tanah, bau busuk dan pencemaran udara.Pengolahan sampah adalah
perlakuan terhadap sampah yang bertujuan memperkecilatau menghilangkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan 17 lingkungan.
Dalam ilmu
Kesehatan lingkungan, suatu pengolahan sampah dianggap baik jika sampah yang
diolahtidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta tidak
menjadi perantarapenyebarluasan suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi
adalah tidak mencemariudara, air, atau tanah, tidak menimbulkan bau, dan tidak
menimbulkan kebakaran (Azwar,1990).
Kegiatan
pengolahan sampah ini dapat menimbulkan multiplier effect melalui
pemanfaatan teknologi tepat guna. Masyarakat mulai terangsang untuk menciptakan
berbagaiteknologi pendukung pengelolaan sampah, mulai dari teknologi
tempat-tempat penampungansampah di rumah tangga untuk dijadikan pupuk kompos,
teknologi pemanfaatan sampahmenjadi produk yang bernilai ekonomis dan pemasaran
hasil pengolahan sampah. Kesemuateknologi pendukung yang dihasilkan tersebut
sangat berpeluang untuk dilakukan di rumahtangga sebagai peluang bisnis
B. Rumusan Masalah
Keberadaan Bank Sampah Gemah Ripah di Dusun Badegan
bantul merupakan salah satu hal yang menjadi pembelajaran bagi kita semua.
1.
Apa yang
dimaksud dengan Bank Sampah?
2.
Apa Fungsi
dari Bank Sampah?
3. Bagaimana
proses terbentuknya Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul tersebut?
4. Bagaimana
proses penerimaan sampahnya?
5. Bagaimana
penggelolaan sampah yang sudah ditabung?
6. Apa
Permasalahan yang dihadapi oleh Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul
tersebut?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui
pengertian Bank Sampah
2. Untuk mengetahui Fungsi
dari Bank Sampah
3. Mengetahui tentang proses terbentuknya
Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul
4. Untuk mengetahui proses
penerimaan sampahnya
5. Untuk mengetahui
penggelolaan sampah yang sudah ditabung
6. Untuk mengetahui
Permasalahan yang dihadapi oleh Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Sampah
Bank sampah
adalah suatu system pengolahan sampah yang dirancang seperti mekanisme kerja di
perbankan dimana masyarakat dapat menabung sampah yang dibuktikan adanya nomor
rekening dan buku rekening tabungan sampah.
Bank sampah
memiliki arti hampir sama dengan bank-bank pada umumnya. Namun bank sampah
disini adalah suatu wadah tempat penerimaan sampah dari masyarakat yang
kemudian mereka akan merasakan hasil dari sampah yang disetorkan ke teller bank
sampah.
Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk
sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan
sejenis nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera
nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam
bentuk Rupiah (uang).
Bank sampah
bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk
bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk
organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan.
B. Fungsi Bank Sampah
Adapun fungsi dari bank sampah dapat
kita kategorikan sebagai berikut;
1.Sebagai media edukasi bagi anak-anak usia dini tentang
bagaimana kita memelihara lingkungan
2. Sarana
belajar untuk masyarakat lebih terampil dalam mengolah sampah
3. Menghindari
pencemaran lingkungan
4. Menjadikan
sampah yang tidak dipandang menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis
5. Dari segi
ekonomi, membantu para pengepul sampah dan bagi masyarakat yang mengumpulkan
sampah akan memperoleh imbalan berupa uang.
C. Sejarah Bank Sampah Gemah Ripah
Badegan Bantul
Bank Sampah
Gemah ripah didirikan oleh masyarakat Badegan tahun 2008. Gagasan awal datang
dari Bambang Suwerda dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta. Bambang merasa
bahwa kesadaran warga tentang masalah sampah masih rendah. Untuk itu timbullah
ide bagaimana cara mengelola dan memanfaatkan sampah itu dengan benar,
sekaligus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan, maka
terbentuklah Bank Sampah Gemah Ripah.
Bank Sampah Gemah Ripah merupakan bank sampah pertama
di Indonesia bahkan di dunia yang dirancang dengan adanya buku rekening dan
nomor rekening serta adanya direkur dan teller bank sampah (Zero to Hero, Metro
TV, 2010).
Bank Sampah Gemah Ripah bagian dari program bengkel
Kerja Kesehatan Lingkungan yang didirikan tanggal 23 Februari 2008 di Pedukuhan
Badegan RT 12 Bantul Yogyakarta.
Ide Bank Sampah yang pertama dipeloporin dari
Yogyakarta ini sangat unik dan Brilian sebab menyimpan sampah terdengar
paradoks. Sampah adalah sesuatu yang biasanya tidak berguna dan dibuang. Jika
dihitung secara kasar di Indonesia dengan 250 Juta penduduk kira-kita setara
dengan 50 Juta KK, jika diasumsikan perharinya setiap KK menghasilkan dan
membuang sampah rumah tangga rata-rata 2 kg, maka setiap hari ada 100 Ribu Ton
sampah di Indonesia ini.
D. Proses Penerimaan Sampah
1.
Nasabah Memilah sampah dari rumah
2.
Dibawa ke Bank Sampah untuk ditabung
3.
Teller menimbang, membeli,
menentukan jenis dan berat sampah
4.
Penabung menerima bukti slip setoran
5.
Pembeli sampah mengambil sampah di
bank sampah
6.
Pembeli sampah menentukan nilai
ekonomi setiap sampah dan mengirimkan uang hasil penjualan sampah ke teller
7.
Teller memasukkan pendapatan bersih
masing-masing penabung ke buku rekening
8.
Penabung mengambil tabungan dengan
saldo minimal di buku rekening Rp. 5.000 atau sesuai.
E. Pengelolahan
Sampah di Bank Sampah Gemah Ripah Badegan Bantul
Menurut relawan di Bank Sampah, sampah di
pilah menjadi 3 kantong, kantong I berisi sampah plastik,kantong ke II berisi
sampah kertas dan kantong III berupa kaleng dan botol. Untuk harga per kilogram
kertas-kertas tergantung dengan jenis kertasnya. Sedangkan plastik,botol,dan
kaleng harganya menyesuaikan ukuran. Setiap bulan pihak Bank mendatang-kan
pengepul untuk membeli. Walau sudah mempunyai struktur managemen yang boleh
dipandang cukup profesional, namun semuanya belum digaji. Mereka masih bekerja
secara sukarela tanpa dibayar.
Pada mulanya nasabah atau mereka yang menyetor sampah
pada bank sampah ini, hanya terdiri dari warga dusun Badegan. Namun sekarang
sudah bertambah dari warga dusun lainnya di sekitarnya. Nasabah yang tergolong
individu sudah mencapai 150 orang, sedangkan yang komunal sudah 16 kelompok.
Pihak Bank hanya memotong 15 % dari setiap individu, untuk yang komunal
dipotong 30 %, dari nilai jual sampah. Potongan tersebut untuk membiayai
kegiatan operasional Bank tersebut.
Tidak semua
sampah di setor ke pengepul, ada sebagian sampah yang dikelola menjadi aneka
aksesoris rumah tangga, seperti tas, dompet,baju rompi. Semua itu dibuat dari
plastik sachet dan untuk sampah gabus dibuat pot bunga. Barang-barang tersebut
di jual dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 60.000. Untuk memproduksi
barang-barang tersebut dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dusun Badegan
sebagai kerja sambilan. Karena melihat banyak mesin jahit ibu-ibu sekitrar
banyak yang menganggur sehingga diajaklah mereka untuk membuat kerajinan dari
sampah yang di dapat dari para nasabah.
Untuk sampah organik sendiri diolah menjadi pupus
kompos melalui proses composting, sedangkan sampah sterofoam digunakan sebagai
bahan baku tambahan dari pembuatan batako atau kerajinan tangan lainnya.
F.
Permasalahan atau Kendala Yang di Hadapi
Menurut salah satu relawan di Bank Sampah,
bawasannya masalah yang di hadapi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum
sadar dan masih banyak dengan memakai pradigma “ sampah itu dikumpul,diangkut oleh DPU dan pada akhirnya,dibuang atau
dibakar”. Dari pihak relawan bank sendiri sudah sering melakukan
sosialisasi dan merubah pradigma tersebut untuk menjadi pradigma menabung “sampah itu dikumpul, dipilah, diangkut dan
pada akhirnya di tabung dibank sampah”.
Penyuluhan
tersebut memuai hasil yang baik, namun masih banyak pula masyarakat di sekitar
daerah Yogyakarta yang belum melakukan atau menerapkan pradigma yang di gagas
oleh relawan sendiri.
G.
contoh dan produk dari bank sampah
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan di atas dapat di simpulkan yaitu
mengenai bank sampah terutama bank sampah Gemah Ripah yang berada di Dusun
Badegan, Bantul, Yogyakarta. Selain itu, kami dijelaskan pula mengenai proses
kinerja dan pengolahan sampah-sampah yang telah tertampung di Bank Sampah.
Serta masih banyak SDM yang kurang sadar akan sampah itu sendiri, karena sampah
sebenarnya tidak hanya sebagai permaslahan saja namun jika diolah secara baik
bisa menghasilkan uang.
DAFTAR PUSTAKA
Ishariatiz,2012,”Bank
Sampah”;Yogyakarta
Bambang Suwendra SST,MSi,2012,”Pengelolahan Bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan”;Yogyakarta