Kamis, 15 Oktober 2015

MAKALAH BANK SAMPAH

MAKALAH
“BANK SAMPAH”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah                : Ilmu Lingkungan
Dosen Pengampu        : Ina Rosdiana Lesmanawati, Msi


 










Disusun Oleh:
Umi Hani
14121610730




IPA Biologi-B/5
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring peningkatanpopulasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini pengelolaan sampah sebagian besarkota masih menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan.
Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industrialisasi,yang kemudian berdampak pada permasalahan lingkungan perkotaan seperti keindahan kota,kesehatan masyarakat, dan lebih jauh lagi terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanahlongsor, pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan lain-lain).
Di sisi lain, pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh dinas terkait hanya berfokuspada pengumpulan dan pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa melaluipengolahan tertentu.
Kebanyakan TPA bermasalah terhadap lingkungan hidup, misalnya TPA tidak dilapisi oleh lapisan kedap air seperti geotextile, tidak ada pengolahan air lindi, danmasih diizinkannya praktik open dumping dan open burning Sehingga menyebabkan banyak permasalahan seperti pencemaran air lindi ke air tanah, bau busuk dan pencemaran udara.Pengolahan sampah adalah perlakuan terhadap sampah yang bertujuan memperkecilatau menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan 17 lingkungan.
Dalam ilmu Kesehatan lingkungan, suatu pengolahan sampah dianggap baik jika sampah yang diolahtidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta tidak menjadi perantarapenyebarluasan suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tidak mencemariudara, air, atau tanah, tidak menimbulkan bau, dan tidak menimbulkan kebakaran (Azwar,1990).
Kegiatan pengolahan sampah ini dapat menimbulkan multiplier effect melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Masyarakat mulai terangsang untuk menciptakan berbagaiteknologi pendukung pengelolaan sampah, mulai dari teknologi tempat-tempat penampungansampah di rumah tangga untuk dijadikan pupuk kompos, teknologi pemanfaatan sampahmenjadi produk yang bernilai ekonomis dan pemasaran hasil pengolahan sampah. Kesemuateknologi pendukung yang dihasilkan tersebut sangat berpeluang untuk dilakukan di rumahtangga sebagai peluang bisnis

B.     Rumusan Masalah
Keberadaan Bank Sampah Gemah Ripah di Dusun Badegan bantul merupakan salah satu hal yang menjadi pembelajaran bagi kita semua.
1.      Apa yang dimaksud dengan Bank Sampah?
2.      Apa Fungsi dari Bank Sampah?
3.      Bagaimana proses terbentuknya Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul tersebut?
4.       Bagaimana proses penerimaan sampahnya?
5.       Bagaimana penggelolaan sampah yang sudah ditabung?
6.      Apa Permasalahan yang dihadapi oleh Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul tersebut?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian Bank Sampah
2.      Untuk mengetahui Fungsi dari Bank Sampah
3.     Mengetahui tentang proses terbentuknya Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul
4.      Untuk mengetahui proses penerimaan sampahnya
5.      Untuk mengetahui penggelolaan sampah yang sudah ditabung
6.     Untuk mengetahui Permasalahan yang dihadapi oleh Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu system pengolahan sampah yang dirancang seperti mekanisme kerja di perbankan dimana masyarakat dapat menabung sampah yang dibuktikan adanya nomor rekening dan buku rekening tabungan sampah.
Bank sampah memiliki arti hampir sama dengan bank-bank pada umumnya. Namun bank sampah disini adalah suatu wadah tempat penerimaan sampah dari masyarakat yang kemudian mereka akan merasakan hasil dari sampah yang disetorkan ke teller bank sampah.
Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah (uang).
Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan.

B.     Fungsi Bank Sampah
Adapun fungsi dari bank sampah dapat kita kategorikan sebagai berikut;
1.Sebagai media edukasi bagi anak-anak usia dini tentang bagaimana kita memelihara lingkungan
2.    Sarana belajar untuk masyarakat lebih terampil dalam mengolah sampah
3.    Menghindari pencemaran lingkungan
4.    Menjadikan sampah yang tidak dipandang menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis
5.    Dari segi ekonomi, membantu para pengepul sampah dan bagi masyarakat yang mengumpulkan sampah akan memperoleh imbalan berupa uang.





C.    Sejarah Bank Sampah Gemah Ripah Badegan Bantul
Bank Sampah Gemah ripah didirikan oleh masyarakat Badegan tahun 2008. Gagasan awal datang dari Bambang Suwerda dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta. Bambang merasa bahwa kesadaran warga tentang masalah sampah masih rendah. Untuk itu timbullah ide bagaimana cara mengelola dan memanfaatkan sampah itu dengan benar, sekaligus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan, maka terbentuklah Bank Sampah Gemah Ripah.
 













Bank Sampah Gemah Ripah merupakan bank sampah pertama di Indonesia bahkan di dunia yang dirancang dengan adanya buku rekening dan nomor rekening serta adanya direkur dan teller bank sampah (Zero to Hero, Metro TV, 2010).
Bank Sampah Gemah Ripah bagian dari program bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan yang didirikan tanggal 23 Februari 2008 di Pedukuhan Badegan RT 12 Bantul Yogyakarta.
Ide Bank Sampah yang pertama dipeloporin dari Yogyakarta ini sangat unik dan Brilian sebab menyimpan sampah terdengar paradoks. Sampah adalah sesuatu yang biasanya tidak berguna dan dibuang. Jika dihitung secara kasar di Indonesia dengan 250 Juta penduduk kira-kita setara dengan 50 Juta KK, jika diasumsikan perharinya setiap KK menghasilkan dan membuang sampah rumah tangga rata-rata 2 kg, maka setiap hari ada 100 Ribu Ton sampah di Indonesia ini.



D.    Proses Penerimaan Sampah
1.      Nasabah Memilah sampah dari rumah
2.      Dibawa ke Bank Sampah untuk ditabung
3.      Teller menimbang, membeli, menentukan jenis dan berat sampah
4.       Penabung menerima bukti slip setoran
5.      Pembeli sampah mengambil sampah di bank sampah
6.      Pembeli sampah menentukan nilai ekonomi setiap sampah dan mengirimkan uang hasil penjualan sampah ke teller
7.      Teller memasukkan pendapatan bersih masing-masing penabung ke buku rekening
8.      Penabung mengambil tabungan dengan saldo minimal di buku rekening Rp. 5.000 atau sesuai.

E.    Pengelolahan Sampah di Bank Sampah Gemah Ripah Badegan Bantul
Menurut  relawan di Bank Sampah,  sampah di pilah menjadi 3 kantong, kantong I berisi sampah plastik,kantong ke II berisi sampah kertas dan kantong III berupa kaleng dan botol. Untuk harga per kilogram kertas-kertas tergantung dengan jenis kertasnya. Sedangkan plastik,botol,dan kaleng harganya menyesuaikan ukuran. Setiap bulan pihak Bank mendatang-kan pengepul untuk membeli. Walau sudah mempunyai struktur managemen yang boleh dipandang cukup profesional, namun semuanya belum digaji. Mereka masih bekerja secara sukarela tanpa dibayar.












Pada mulanya nasabah atau mereka yang menyetor sampah pada bank sampah ini, hanya terdiri dari warga dusun Badegan. Namun sekarang sudah bertambah dari warga dusun lainnya di sekitarnya. Nasabah yang tergolong individu sudah mencapai 150 orang, sedangkan yang komunal sudah 16 kelompok. Pihak Bank hanya memotong 15 % dari setiap individu, untuk yang komunal dipotong 30 %, dari nilai jual sampah. Potongan tersebut untuk membiayai kegiatan operasional Bank tersebut.
Tidak semua sampah di setor ke pengepul, ada sebagian sampah yang dikelola menjadi aneka aksesoris rumah tangga, seperti tas, dompet,baju rompi. Semua itu dibuat dari plastik sachet dan untuk sampah gabus dibuat pot bunga. Barang-barang tersebut di jual dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 60.000. Untuk memproduksi barang-barang tersebut dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dusun Badegan sebagai kerja sambilan. Karena melihat banyak mesin jahit ibu-ibu sekitrar banyak yang menganggur sehingga diajaklah mereka untuk membuat kerajinan dari sampah yang di dapat dari para nasabah.
Untuk sampah organik sendiri diolah menjadi pupus kompos melalui proses composting, sedangkan sampah sterofoam digunakan sebagai bahan baku tambahan dari pembuatan batako atau kerajinan tangan lainnya.

F.      Permasalahan atau Kendala Yang di Hadapi
Menurut  salah satu relawan di Bank Sampah, bawasannya masalah yang di hadapi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum sadar dan masih banyak dengan memakai pradigma “ sampah itu dikumpul,diangkut oleh DPU dan pada akhirnya,dibuang atau dibakar”. Dari pihak relawan bank sendiri sudah sering melakukan sosialisasi dan merubah pradigma tersebut untuk menjadi pradigma menabung “sampah itu dikumpul, dipilah, diangkut dan pada akhirnya di tabung dibank sampah”.
Penyuluhan tersebut memuai hasil yang baik, namun masih banyak pula masyarakat di sekitar daerah Yogyakarta yang belum melakukan atau menerapkan pradigma yang di gagas oleh relawan sendiri.





G.  contoh dan produk dari bank sampah


































BAB III
PENUTUP
A.        KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan di atas dapat di simpulkan yaitu mengenai bank sampah terutama bank sampah Gemah Ripah yang berada di Dusun Badegan, Bantul, Yogyakarta. Selain itu, kami dijelaskan pula mengenai proses kinerja dan pengolahan sampah-sampah yang telah tertampung di Bank Sampah. Serta masih banyak SDM yang kurang sadar akan sampah itu sendiri, karena sampah sebenarnya tidak hanya sebagai permaslahan saja namun jika diolah secara baik bisa menghasilkan uang.























DAFTAR PUSTAKA

Ishariatiz,2012,”Bank Sampah”;Yogyakarta
Bambang Suwendra SST,MSi,2012,”Pengelolahan Bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan”;Yogyakarta